Pementasan Tari Telek Melampahan di Nusa Lembongan saat Hari Raya Kuningan
Pementasan Tari Telek Melampahan di perempatan desa Lembongan
Hari ini, Sabtu, 10 Juni 2022 yang bertepatan dengan hari raya kuningan masyarkat desa Lembongan menggelar pecaruan di perempatan desa Lembongan. Pecaruan sebagai rangkaian dari perayaan hari raya kuningan itu dilakukan untuk menyebarkan aura positif keseluruh penjuru desa. Dalam pelaksanaanya terdapat runtutan acara yang harus dilakukan, salah satunya adalah pementasan Tari Telek Melampahan.
Tari Telek Melampahan ini sudah menjadi bagian penting dalam proses penetralan desa. Tarian ini dipentaskan seteleh banten caru dihaturkan oleh Jro Mangku. Dalem pementasan Tari Telek Melampahan ini terdapat penari Telek, Jauk, Barong, Rarung, Bhatara Baka, Bhatara Gana dan Sang Hyang Baerawi. Tokoh-tokoh yang digunakan itu merupakan sesuhuan yang melinggih dipura Dalem Desa Lembongan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pelatih tari I Nyoman Suwidia mengatakan bahwa awal terciptanya Tari Telek ini karena di desa Lembongan terjadi grubug atau bencana. "Alm. I Wayan Rawit menciptakan Tari Telek Melampahan ini terinspirasi dari tari Telek di Desa Jumpai Klungkung. Dalam proses menggarap beliau merubah gerak tarianya menjadi lebih sederhana karena masyarakat desa lembongan pada saat itu belum memahami pakem dari tari Bali" kata Nyoman Suwidia, Sabtu (10/06/2022). "Kesederhanaanya itulah yang menjadi keunikan dari Tari Telek Melampahan itu sendiri. Dengan gerak yang masih sederhana membuat tari Telek ini berbeda dari Tari Telek pada umumnya. Selain dari gerak, kostum tari ini juga masih sederhana dan tidak menggunakan gelungan melainkan hanya menggunakan udeng" sambung beliau.
Pementasan tari Telek Melampahan ini sudah dipercai secara turun-temurun oleh masyarakat desa Lembongan sebagai sara ritual penolak bala. Masyarakat setempat percaya bahwa tarian ini bisa melindungi desa lembongan dari mara bahaya (bencana), sehingga masyarakatnya bisa hidup aman dan damai sampai saat ini.
Pementasan seni seperti ini bisa dijadikan sebagai media pembelajaran untuk orang yang menyaksikan khusunya para pecinta seni. Dengan menyaksikan sebuah pementesan seni bisa menimbulkan dan membangkitkan kreatifitas seseorang. Tidak hanya itu menonton sebuah pertujukan seni khususnya seni tari sangat diperlukan bagi seorang peneliti yang menggunakan tari sebagai objeknya. Dengan menonton sebuah pementasan seni tari secara tidak langsung akan mengamati bagaimana tarian tersebut. Mengamati sebuah objek dalam kegiatan penelitian disebut observasi. Moleong (2011:176) menyatakan observasi adalah pengamatan yang dilkakukan secara sengaja, mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dengan catatan itu akan memperoleh data-data yang diingikan sehingga permasalahan yang diangkat dalam penelitian itu bisa dipecahkan.
Adapun manfaat dari kegiatan observasi seperti bisa melihat sendiri bagaimana proses berjalannya suatu pementasan seni, mengetahui bagaima kondisi dan situasi saat pementasan itu berlangsung, mengetahui apakah terdapat kendala -kendala yang dialami sebelum melakukan pementasan tersebut.
Denpasar Institute Dorong Riset dan Inovasi untuk Penguatan Sumber Daya Manusia di Bali
Denpasar Institute Dorong Pengembangan SDM Unggul untuk Hadapi Tantangan Global
Denpasar Institute Dorong Inovasi Pengembangan SDM di Era Digital
Denpasar Institute Jalin Kerja Sama Strategis untuk Pengembangan SDM
Denpasar Institute Luncurkan Peta Riset Inovasi untuk Mendukung Ekonomi Kreatif Bali
Peran Indonesia dalam Bidang Pendidikan di ASEAN
Pola Komunikasi Publik di tengah Pandemi Covid-19
TUMPEK LANDEP–LANDUHING IDEP: RESEARCH METHOD UNTUK MENJAGA KETAJAMAN INTELEGENSI DAN INTELEKTUAL
Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19
SADHAKA SANG SISTA: TEMPAT MEMINTA AJARAN DAN PETUNJUK SUCI